Minggu, 22 Mei 2011

Taman Budaya Cagar Alam

Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran

Curug di Taman Cagar Alam
   



Salah satu Wisatawan Asing
Lokasi obyek wisata ini terletak di kota Pangandaran, tepatnya ada di antara pesisir pantai Timur dan pantai barat Pangandaran, lebih ke dalam lagi kita akan menjumpai area hutan lindung yang begitu lebat namun mempesona dimana semua habitat di dalamnya dilindungi oleh pemerintah setempat. 


Tiket masuk ke lokasi obyek wisata Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini bervariasi untuk orang dewasa pada saat hari biasa sekitar Rp. 7.500,- sedangkan jika saat liburan besar seperti akhir tahun, liburan sekolah bahkan liburan Iedul Fitri (lebaran tiba) harganya bisa berubah naik menjadi kisaran Rp. 10.000,- per orang dewasa. Namun anda jangan kuatir jika membawa anak kecil, cukup merogoh kocek sekitar Rp. 4.000,- s/d Rp. 5.000,-. Namun saat liburan, sepeti liburan yang ditulis di atas harga tiket untuk anak berkisar Rp. 6.000,- s/d Rp. 7.000,-. 
Wisatawan asing sedang bersantai
Sangatlah murah, selain anda dapat menikmati kesejukan alam dengan ditumbuhi pohon-pohon rindang yang dilindungi pemerintah, juga anda bisa menikmati suasana santai (liburan). anda dengan bercengkrama dengan hewan-hewan yang ada di dalamnya. Jika anda berkunjung ke cagar alam ini hendaknya jangan sekali-sekali membawa makanan khususnya kesukaan kera atau lutung secara terbuka, misalnya di tenteng di plastik yang transfaran, secara tidak sadar sudah mengundang meeka (kera dan lutung) untuk turun ke jalanan dimana pengunjung akan lewati. Kecenderungan hewankera tersebut akan merebut makanan tersebut dari tangan anda.

Banteng liar di Cagar Alam
Hewan-hewan dilindungi di Taman CagarAlam Budaya Pangandaran ini ada yang jinak , tapi tidak sedikit juga yang galak. Seperti Kera, lutung, dan rusa masih bisa diajak bercengkrama dengan manusia. Namun untuk landak, trenggiling bahkan banteng liar seperti dalam gambar disamping, siapa yang mau coba "adu nyali" dengan dia silahkan gratis kok.

Namun jika hewan seperti kera yang sebenarnya jinak pun masih bisa berubah menjadi beringas jika kita tidak menaruh simpati kepada mereka. Seperti pengalaman yang lalu (penulis) pernah bercengkrama dengan kera-kera besar dan banyak juga yang kecilnya. 

Sekelompok Kera di Cagar Alam
disana penulis asyik memberikan makanan kesukaannya seperti kacang tanah dan buah-buahan kepada segerombolan kera-kera tersebut. Namun karena penulis tidak tahu tabiat atau karakteristik hewan ini, penulis iseng, saat kera besar dengan ekor panjangnya jaraknya dekat, penulis iseng untuk mencoleknya. penulis kira samalah dengan hewan lainnya seperti kucing atau ayam. Namun apa yang terjadi penulis diserang beramai-ramai oleh sekelompok kera besar dan kecil tersebut secara bersamaan, sampai penulis panik dan terdesak ke pohon besar, bahkan kera besar (mungkin bossnya para kera kali) sempat menggigit kaki kiri penulis sampai kera besar itu sulit untuk dilepaskan, untung penulis menggunakan celana jeans, secara tidak langsung gigi taring kera yang kemungkinan berracun (rabies), tidak langsung menembus kulit penulis. 
Kera cagar alam Pangandaran
Untungnya juga disekitar sana saat itu, ada seorang kuncen (pawang kera) yang kebetulan melihat kejadian itu, sehingga diusirnyalah sekelompok kera-kera itu dan penulis diamankan ke puskesmas terdekat. Penulis sampai 3 hari- 3 malam panas dingin. Kejadian ini sangat membekas di benak penulis, kesal campur geli, jika penulis ingat atas peristiwa yang memilukan dan malu-maluin ini. Tapi ini hanya sekedar contoh: bahwa hewan jinak pun jika diusik akan keluar sifat aslinya yang beringas. Untuk itu jika pengunjung ingin bercengkrama dengan hewan-hewan cagar alam tersebut, harap berhati-hati jangan sampai kejadian serupa terulang kepada pengunjung lainnya.
Sekawanan lutung cagar alam

Sekelompok lutung di cagar alam
Hutan jati di Cagar Alam
Sehingga niatnya bersantai dan berlibur di Taman Cagar Alam Pangandaran akan tercapai bukannya malah mendapatkan musibah tentunya. Selain hewan-hewan yang dilindungi oleh pemerintah, di Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini tumbuh berbagai macam tanaman, tumbuhan dari berbagai divisi, ordo, sampai dengan spisiesnya ada di hutan lindung tersebut. Setiap pohon-pohon yang tumbuh (khusus yang sangat dilindungi) tertera Divisinya, ordonya, Classnya, spesiesnya dengan istilah latinya. Nama pohon, jenis, secara bahasa Indonesianya pun di tulis disana. Jadi Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini selain untuk bersantai, berlibur, tapi juga dapat digunakan sebagai Studi Wisata oleh para pengunjung, khususnya bagi pengunjung yang berasal dari kelompok para siswa dan mahasiswa. 
Lutung penghuni Cagar Alam

Selain di lengkapi dengan berbagai macam tumbuhan, juga dilengkapi oleh berbagai macam hewan/satwa yang dilindungi pula. Seperti kera, banteng liar, rusa, kijang, burung, landak, trenggiling, lutung, kelelawar gua, dll. Bahkan Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran (TBCA Pangandaran) ini sering sekali dijadikan sebagai background dalam pengambilan gambar (syuting) untuk layar lebar (film)
Salah satu bunga besar di Cagar Alam

Seperti, kita pernah mendengar film laga era tahun 80 - 90an yang dibintangi Barry Prima, Advent Bangun dan Rosalina dalam film Pendekar Kelabang Seribu, Fendi Pradana, Elly Erwamati, dalam film Saur Sepuh I - V, Prabu Angling Darma, Iteung dan Kabayan yang dibintangi oleh Didi Petet, Nike Ardila (alm) dan Kabayan Saba Kota dengan artis Desi Ratnasari dan lain-lain. Banyak sekali para produser film yang menggunakan obyek wisata Taman Cagar Alam Pangandaran, Pantai Batu Hiu dan Pantai Karang Tirta ini digunakan sebagai background pembuatan filmnya.
 
Habitat burung di Cagar Alam
Di dalam Taman Budaya Cagar Alam tersebut banyak pula benda-benda dan tempat bersejarah (situs kuno), dari makam sesepuh yang dikeramatkan terletak di Gua Parat. Selain itu ada juga Gua Jepang dimana pada jaman perang dunia ke II menjadi tempat persembunyian serdadu Jepang, serta tempat menahan tawanan dan bahkan sebagai tempat bertahan dari serbuan tentara musuhnya saat itu. Selain itu ada pula Gua Rengganis yang menyimpan misteri air guanya, dimana menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika kita membasuh muka kita dengan air Gua Rengganis tersebut wajah kita akan menjadi terlihat awet muda.....Wallohu'alam bissawaf.  

Sekelompok landak di Cagar Alam
 Penghuni Taman Budaya Cagar Alam lain seperti trenggiling dan landak terdapat juga di sana. Namun untuk melihat habitat ini tidaklah gampang, selain adanya di hutan lebat (cagar alam) tempat mereka biasanya di lorong-lorong gua, atau bebatuan yang ada di hutan sana. Sedikit berbahaya jika pengunjung mendekati sekawanan landak ini, dikarenakan pengunjung harus menaiki dan menuruni bukit -bukit kecil di dalam hutan yang berada di Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini.

Curug di Cagar Alam Pangandaran

Selain dihuni berbagai macam hewan dan tumbuhan yang dilindungi, di Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini ada air terjun (curug) yang begitu sejuk dan mempesona, dimana biasanya air terjun yang ada di tempat lain adalah  air curugannya jatuh ke sungai, namun di Taman Budaya Cagar Alam Pangandaran ini curugan air terjunnya langsung ke laut. Sehingga sunguh menggoda, sangat eksotik dan menakjubkan.

Curug yang mengalir ke laut
Di pinggiran Taman Budaya Cagar Alam pengunjung akan menemui hamparan  pantai dengan warna putih lebih dikenal dengan nama pantai Pasir Putih. Di tempat ini banyak sekali para wisatawan asing maupun lokal yang menikmati teriknya panas matahari dengan berjemur diri (sun bath). Anak di bawah umur tentunya dilarang (dihimbau) tidak ke area tersebut karena lebih layak disebut sebagai area "orang dewasa". Sepanjang pantai pasir putih ini tersedia  pula perahu nelayan yang "berubah wajah" menjadi guider para wisatawan untuk mengunjungi area wisata Taman Laut dan lokasi Gua Karang Bolong sampai ke Batu Layar.  

Gaya wisatawan asing di tempat wisata
Dimana wisatawan dimanjakan dengan pemandangan alam bawah laut seperti berbagai macam ikan hias, terumbu karang, serta hewan laut lainnya. Untuk mengunjungi taman laut ini wisatawan cukup merogoh kocek Rp. 300.000,- Rp. 350.000,- per perahu per rombongan. Biasanya satu perahu (per rombongan) maksimal 6 orang. Cukup murah bukan?
Bagi  yang menggemari permainan Jet Sky, wisata air pantai Pangandaran ini juga menawarkan  peralatan untuk permaianan Jet Sky tersebut, asalkan punya "dompet tebal". Karena sewanya +- Rp. 100.000,- per 15 menit.

Sumber pictures sebagian diambil dari mypangandaran
 
Jika anda berminat memakai jasa kami, hubungi di +62.21.94145160 ; +6221 4545 4677 atau kirim Email: shevakakamozza@gmail.com dengan Harli.
Harli.