Sabtu, 01 Juni 2013

Pangandaran di masa mendatang sebagai sebuah harapan.



 
Pantai Pangandaran di buru wisatawan
Pangandaran pada awalnya merupakan salah satu bagian dari Pemerintah Daerah Dati II Ciamis. Setelah adanya pemekaran wilayah, maka Pangandaran saat ini sudah diresmikan menjadi salah satu Otonomi Baru di Indonesia ini dengan status Kabupaten Pangandaran. Setelah perubahan status pemerintahan tersebut, muncul beberapa pertanyaan, diantaranya:
  1. Sejauh mana perkembangan kawasan wisata Pangandaran ketika masih berbentuk pemerintahan tingkat kecamatan  dan bagian Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis?
  2. Harapan apa untuk masa depan Pangandaran? Apa perbedaan “Kecamatan” Pangandaran dengan “Kabupaten” Pangandaran?

 A.    Perkembangan kawasan wisata Pangandaran ketika masih berbentuk kecamatan.

Superior Room Hotel Bintang 3 di pantai Pangandaran
Seperti yang telah kita ketahui, Pangandaran sejak jaman dahulu hingga Desember 2011 lalu, merupakan bagian pelengkap dari Pemerintah Daerah atau Dati II atau Kabupaten Ciamis. Dimana Pangandaran hanya sebagai sebuah pemerintahan daerah tingkat III atau kecamatan ini tidak bisa berkembang dengan sesuai dengan harapan sebagian banyak warganya. Maksudnya, saat itu Pangandaran untuk segala sesuatunya masih harus menunggu intruksi dari Pemerintahan Daerah Tingkat II Ciamis. Baik segi pengembangan daerahnya (BANGDA), peningkatan ekonominya, pengelolaan infrastukturnya serta pengelolaan sumber daya alamnya.
Sehingga, Pangandaran dan kota kecamatan lainya seperti Kecamatan Parigi, Kecamatan Cigugur, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Cimerak dan kecamatan-kecamatan lainnya bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan masing-masing kecamatan tentunya. Salah satu contoh, berdasarkan pengamatan penulis, perkembangan kepariwisataan di kawasan Ciamis Selatan ini terlalu terfokus ke kecamatan Pangandaran dengan pembangunan berbagai pendukung kepariwisataan itu sendiri. Sedangkan obyek wisata yang bertebaran di berbagai kecamatan selain Pangandaran itu seperti kurang terperhatikan.
Seperti pembangunan perhotelan dan penginapan terfokus di kota Pangandaran saja sedangkan di obyek wisata lainnya jarang bahkan tidak bisa ditemukan. Hal tersebut memicu ketidakseimbangan perkembangan kepariwisataan di kawasan Ciamis Selatan ini. Padahal disinilah perlunya peran pemerintah daerah saat itu Dati II Ciamis untuk terus mendukung semua kecamatan khususnya yang memiliki sumber daya alam yang bisa dikembangkan khususnya bidang kepariwisataan diberikan motivasi untuk mengembangkan dirinya sendiri dengan didatangkan para investor untuk mengembangkan wilayah lain selain kota Pangandaran.
Dermaga di Cukang Taneuh Green Canyon
Penulis melihat para pemilik modal lebih memilih kota Pangandaran sebagai tujuan menginvestasikan modalnya ketimbang obyek wisata lain. Mungkin hanya obyek wisata Batukaras saja yang baru bisa mulai “meniru” pengembangan obyek wisatanya walaupun terlihat kesannya terlambat. Tapi tidak masalah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. contohnya tempat kuliner dan hotel. Sehingga jika datang musim liburan, kota wisata Pangandaran menjadi sumpek, macet, dan terlihat kumuh akibat berjubelnya ribuan pengunjung serta tidak tertatanya parkir kendaraan para pengunjung itu sendiri, sehingga para tamu dengan kendaraannya malah menambah kemacetan dengan berputar-putar hanya mencari lahan parkir yang sesuai dan dekat dengan hotel/penginapan atau tujuan liburan mereka.
Contoh lain, perbaikan infrastuktur sebagai penunjang terhadap perkembangan wilayah dan ekonomi khususnnya ekonomi kepariwisataan tersebut sering tidak seimbang seperti banyaknya jalan raya sebagai penunjang kelancaran bertranportasi ke arah obyek wisata lain menjadi terhambat akibat jalan raya banyak yang berlobang (kalau tidak mau dikatakan rusak). Hal ini mengakibatkan perjalanan para pengunjung menjadi terhambat dan pengunjung lebih memilih “hanya” di Pangandaran saja ketimbang ke obyek wisata lain yang tentunya akan memakan waktu yang lebih lama di perjalanan. Sedangkan pengunjung itu sendiri harus berbagi waktu dengan jadwal liburan mereka. Padahal jika kita amati, kelancaran transportasi ke berbagai obyek wisata lain dengan sendirinya akan menambah pemasukan bagi Pemerintah Daerah.
Pembangunan dan perbaikan infrastuktur seperti jalan raya ini hanya di sekitar area Pangandaran saja. Jalan raya Pangandaran hingga Cikembulan diperbaiki dan sudah bisa digunakan, namun untuk jalur Cikembulan hingga Parigi bahkan Cimerak masih berlobang. Walaupun sudah ada perbaikan secara tambal sulam, namun hal ini tetap masih menyisakan masalah. Karena tidak meratanya perbaikan jalan tersebut. Untuk saat ini saja, jalur Parigi ke Green Canyon khususnya masih banyak lobang-lobang di jalanan. Khususnya dari jalur Margacinta hingga Cijulang terbilang rusak parah. Hal ini tentunya akan membuat terhambatnya alur tranportasi ekonomi khususnya ekonomi kepariwisataan di wilayah tersebut. Padahal semua penghasilan daerah itu menjadi ladang untuk pemasukan kas Pemerintah Daerah Dati II Ciamis.
 Semua hal di atas menggambarkan betapa kurang terkoordinasinya pengelolaan kepariwisataan di Pangandaran dan sekitarnya, (saat itu). Harus diingat bahwa semakin lancar jalur tranportasi ke daerah (obyek wisata) di Pangandaran dan sekitarnya maka semakin tinggi pemasukan untuk kas daerah.

B.     Harapan apa untuk masa depan Pangandaran?
Pantai Bojong Salawe belum "tersentuh"
Ada satu pertanyaan yang mudah ditanyakan namun sulit untuk dijawab yaitu bagaimanakah masa depan kepariwisataan di Pangandaran dan sekitarnya? Perkembangan kawasan wisata Pangandaran dan sekitarnya setelah berubah otoritas pemerintahan dari kecamatan Pangandaran menjadi Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran tentunya sudah harus dipikirkan sejak sekarang. Walaupun Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran mulai efektif tahun 2015 mendatang namun sedikit demi sedikit visi misi Pangandaran sebagai sebuah otonomi baru Kabupaten Pangandaran harus disusun dan dijalankan.
 Bagaimana visi misinya ke depan? Pangandaran sebagai Otonomi Baru Kabupaten Pangandaran harus sejajar dengan Pemda-Pemda lain di Provinsi Jawa Barat khususnya, di Republik Indonesia pada umumnya. Modal utamanya sudah ada dan banyak yakni sumber daya alam yang cantik dan mempesona bagi para pelancong yang tersebar di beberapa kecamatan selain Pangandaran. Jadikan Pangandaran dan sekitarnya sebagai kawasan wisata terpadu yang cantik dan tertata rapi. Jadikanlah Pangandaran bagaikan kota wisata Bali, walaupun pada intinya Pangandaran saat ini sering dikatakan Bali-nya Jawa Barat ini.
Ada beberapa konsep yang dapat mendukung ke arah Pangandaran sebagai kota wisata harapan di masa depan, yaitu Kawasan Wisata Terpadu yang cantik dan tertata rapi dengan indikator:
1.      Pilihlah pemimpin yang tegas, berani, bijaksana dan jujur serta mengayomi kepada masyarakat, yang mampu memberikan komando ke arah perubahan Kabupaten Pangandaran dimasa akan datang.
2.      Penataan kembali tata kota Pangandaran sebagai kota wisata idaman bagi para calon pengunjung/tamu.
3.      Gali kembali budaya asli kota Pangandaran dan sekitarnya sebagai penarik minat para calon wisatawan



Resto di hotel bintang 3 pantai Pangandaran

Untuk meraih mimpi Pangandaran menjadi kawasan wisata impian ini, pertama, tentunya Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran harus di pimpin oleh seorang pemimpin yang tegas, berani namun bijaksana dan jujur serta dapat mengayomi masyarakat. Pemimpin seperti ini terlalu ideal tentunya, namun dari sekian ratus ribu penduduk di Kabupaten Pangandaran kita harus yakin bahwa masih ada figur pemimpin seperti itu. Karena pemimpin seperti itulah yang diyakini mampu membawa perubahan terhadap kemajuan Kabupaten Pangandaran. Tidak perlu seorang Jenderal, profesor atau laiinya. Seorang petani pun jika memiliki idealisme yang tinggi serta tegas, berani, jujur dan bijaksana saya yakin diapun mampu memimpin Kabupaten Pangandaran tersebut. Jadi siapun yang maju harus memiliki indikator-indikator kepemimpinan tersebut.
 Kedua, jika sudah terpilih pemimpin ideal tadi maka ditangannya cara berpikir untuk menuju Kabupaten Pangandaran yang baru akan terwujud. Dimulai dengan penataan kembali kota Pangandaran dari pola pikir bekerja masing-masing atau pribadi menjadi pola pikir bekerja untuk kemajuan masyarakat umum. Mulai dari tingkat Lurah/Kepala Desa agar berani menunjukkan untuk memulai perubahan menata tata kota yang ada di Desa/Kelurahan Pangandaran dan sekitarnya untuk bersatu padu dengan tokoh masyarakat lain untuk meyakinkan masyarakat pada umunya akan pentingnya penataan kota Pangandaran yang baru ini. Caranya:
a)      Tidak ada lagi mementingkan kepentingan pribadi atau segelintir kelompok disitu, tapi semuanya harus berpatokan untuk kepentingan umum.
1)   Penataan kembali jalur hijau dan pesisir pantai untuk tidak digunakan sebagai lahan usaha (Pedagang Kaki Lima) yang membuat kesan kumuh – Relokasi PKL -.
2)   Penataan kembali system blok area lokasi hotel atau penginapan yang berada di sepanjang pesisir pantai baik yang ada di pantai timur dan barat Pangandaran atau di sekitar obyek wisata lainnya seperti pantai Batukaras.
b)      Disediakan lahan parkir yang luas dan memadai serta di kelola secara profesional yang berlokasi “harus” di luar area obyek wisata Pangandaran. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan serta kesemrawutan transportasi baik saat low season maupun high season sehingga mampu membuat para tamu atau pengunjung berlibur dengan santai dan nyaman untuk menikmati obyek wisata di kota Pangandaran khususnya, dan obyek wisata lain di sekitar Pangandaran.
c)      Disediakan alat transportasi (jemputan) bagi calon pengunjung oleh pengelola perhotelan atau penginapan di masing-masing hotel bersangkutan sehingga menunjukkan adanya layanan prima dari pengelola hotel/penginapan bahkan disediakan kendaraan gratis oleh pengelola obyek wisata bersangkutan misalnya obyek wisata Pangandaran untuk melayani para pengunjung di obeyk wisata tersebut sehingga para tamu tidak keberatan untuk memarkir kendaraan pribadi atau sewa mereka di lahan parkir yang berada di luar obyek wisata tersebut, seperti contoh mobil pariwisata gratis seperti di Taman Mini Indonesia Indah untuk sekedar berputar mengelilingi pojok-pojok area wisata di kota wisata tersebut.
d)     Dibangunnya tempat istirahat sekelas hotel dan penginapan di semua obyek wisata yang ada, selain kota wisata Pangandaran seperti, pantai indah Batuhiu, pantai indah Bojong Salawe, Cukang Taneuh-Green Canyon, pantai indah Batukaras, pantai Bulak Benda, pantai Madasari atau pantai indah Keusik Luhur. Sehingga memberikan alternatif tempat istirahat bagi pengunjung di beberapa obyek wisata itu. Apalagi jika obyek wisata Pangandaran sedang full pengunjung, maka pengunjung lain pun bisa mengalihkan tempat istirahatnya di obyek wisata lainnya.

Deluxe Room Hotel Bintang 3 di pantai Batukaras
Khususnya di pantai indah Batukaras ini, sudah mulai terlihat ada perkembangan dari tiap tahunnya. Saat ini sudah mulai banyak berdiri beberapa tempat menginap sekelas hotel bintang 3 seperti Java Cove Hotel, Pondok Putri Hotel atau penginapan lain seperti Bungalows, Bintang Labuan, Sindang Asih, Riverside Panireman di sisi Sungai Curug serta mulai munculnya guesthouse di area pemukiman penduduk di pantai Batukaras. Serta di obyek wisata ini sudah banyak berdiri beberapa resto kuliner yang dapat memanjakan lidah para pengunjung. Memang itulah harapan penulis, bahwa di setiap obyek wisata diharapkan banyak berdiri beberapa tempat istiraht lengkap dengan kulinernya sebagai pendukung perkembangan kepariwisataan di obyek wisata bersangkutan.

Ketiga, untuk perubahan kota wisata khususnya di Pangandaran ini yaitu seluruh lapisan masyarakat bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menggali kembali kebudayaan-kebudayaan asli masyarakat setempat dan diperkenalkan kembali kepada khalayak ramai bahwa di Pangandaran atau kota wisata lain di sekitar Pangandaran memiliki budaya asli yang memiliki nilai jual dan bisa diperkenalkan kepada para pengunjung, sehingga menjadi daya tarik sendiri sebagai penarik minat para wisatawan untuk berlibur di kota wisata Pangandaran dan sekitarnya ini. Budaya-budaya lawas khas Pangandaran dan sekitarnya penulis yakini masih banyak yang belum di gali. Janganlah hanya terfokus pada acara pesta laut dan pesta layang-layang yang saat ini masih jadi primadona budaya penarik minat wisatawan. Itu pun hanya setahun sekali bisa di pertontonkan. Seyogyanya, budaya asli khas masyarakat bersangkutan bisa dipamerkan setiap saat, dengan di perkenalkan di setiap tempat istirahat sekelas hotel atau penginapan atau di pamerkan saat musim liburan tiba seperti liburan sekolah, liburan lebaran (Iedul Fitri) atau liburan akhir tahu. Ini diyakini dapat menarik minat para calon pengunjung ke kota wisata Pangandaran dan sekitarnya.

Suite Group di hotel bintang 3 pantai timur Pangandaran
Namun hal ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah setempat sendirian tanpa dukungan masyarakat itu sendiri. Atau sebaliknya. Jadi harus adanya koordinasi dan kesepahaman secara continue dari berbagai lapisan masyarakat dengan pemerintahan sehingga pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan bersama bagi pemerintah dan juga masyarakat di daerah obyek wisata tersebut. Hal ini bukan hanya untuk pengembangan kota wisata Pangandaran semata tapi berlaku untuk semua obyek wisata yang berada di sekitar Kabupaten Pangandaran tentunya, sehingga kota wisata Pangandaran dengan kota wisata lainnya di sekitar Kabupaten Pangandaran tidak akan terlalu jauh berbeda istilah lainnya tidak  “jomplang” antar obyek wisat satu dengan yang lain.
Itulah yang diharapkan Pangandaran dan sekitarnya menjadi kawasan wisata terpadu yang cantik, dinamis dan mandiri yang mampu menyumbang memberikan masukan pendapatan baik untuk masyarakat sekitarnya maupun untuk kas pemasukan Pemerintah Daerah. Itulah mungkin perbedaan “Kecamatan” Pangandaran dahulu dengan “Kabupaten” Pangandaran masa mendatang. Semoga hal ini bukan hanya sebuah harapan semata namun bisa di realisasikan dan semoga jika ada calon pejabat pemerintah di Kabupaten Pangandaran ini tergerak hatinya untuk memulai mengadakan perubahan untuk jayanya Kabupaten Pangandaran. Itulah sebuah asa, sebuah harapan untuk kejayaan Pangandaran dan sekitarnya di masa yang akan datang. Semoga saja.....amin...amin...amin ya robbal ‘alamin.


Berminat ke Pangandaran atau Cukang Taneuh Green Canyon? Sagara Kidul Adventure menyediakan paket wisata menarik namun terjangkau hubungi di +6281-212-021-424 dengan Harli